Rabu 29 september 2021. Kelompok Tani Hutan Ngudi Rejeki Kanigoro menerima kunjungan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendampingan pada kelompok yang di targetkan naik kelas. Tim monev Ir. Sri Sayuti, MP. Dan Susilo Margono, S.Hut.dari dinas lingkungan hidup dan kehutanan ( LHK ) Propinsi Jawa Tengah.hadir pula Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX. Bapak Ir. Slamet Rohadi, MP. Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah IX yang mendampingi KTH Ngudi Rejeki (Hanif Rahadi, S.Hut.) dan Bapak Kepala Desa Kanigoro
Adapun hasil dari monev tersebut adalah sebagai berikut:
Monev ditujukan untuk mengetahui perkembangan
peningkatan kelas kelompok, serta realisasi kegiatan penyuluhan kehutanan yang telah
dilaksanakan dalam meningkatkan kelas kelompok.
Peningkatan kelas kelompok dapat dilihat dari tiga
aspek, yaitu kelola kelembagaan, kelola kawasan dan kelola usaha.
Kelola kelembagaan lebih dititikberatkan kepada
administrasi dan pencatatan yang dilakukan oleh kelompok, semakin baik
administrasi dan pencatatan yang disusun oleh kelompok, maka akan semakin
meningkat pula nilai kelas kelompok.
Pencatatan yang baik akan memudahkan dalam memperoleh
data dan informasi untuk melakukan tinjauan, melihat sejarah dan mengevaluasi
kegiatan kelompok, serta menjadi referensi dalam menentukan rencana tindak
lanjut pemecahan permasalahan kelompok.
Kelola kawasan dilakukan dalam bentuk penataan dan
pemetaan potensi sumber daya yang dimiliki oleh kelompok sebagai bahan
perencanaan arah kegiatan kelompok, khususnya kegiatan pengembangan usaha
kelompok.
Kelola usaha merupakan kegiatan usaha yang dilakukan
kelompok dalam upaya memperoleh penghasilan baik untuk pengembangan kelompok
maupun untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
Kelola usaha sangat diperlukan, mengingat kegiatan kelompok akan sulit dilakukan apabila tidak ada penghasilan kelompok yang juga dapat menjadi pemantik semangat pengurus dan anggota.
· Arahan Kepala CDK Wilayah IX (Ir. Slamet Rohadi, MP.)
menyampaikan:
Saran kepada kelompok untuk tetap menjalin dan
meningkatkan jejaring di luar sektor kehutanan, meskipun telah melakukan
reorganisasi menjadi KTH.
Pemanfaatan teknologi informasi dimohon untuk dapat
dilakukan oleh kelompok mengingat perkembangan jaman saat ini.
Untuk kearifan lokal berupa kebijakan untuk tidak melakukan penebangan bambu secara berlebihan meskipun bambu merupakan komoditas utama kegiatan kelompok harus terus dipertahankan.
·
Penyuluh
Kehutanan CDK Wilayah IX yang mendampingi KTH Ngudi Rejeki (Hanif Rahadi,
S.Hut.) menyampaikan beberapa kegiatan pendampingan yang dilakukan dalam upaya
peningkatan kelas kelompok pada KTH Ngudi Rejeki sebagai berikut:
Langkah awal adalah melakukan reorganisasi serta
melibatkan pemuda dalam pengembangan kelompok secara kelembagaan maupun secara
usaha.
Selain itu upaya untuk lebih memberi peran para pemuda
adalah, untuk mengimbangi arus perkembangan zaman, mengingat perkembangan
kondisi saat ini yang diperlukan kelincahan dan kemampuan terutama dalam hal
teknologi informasi era digital.
Selain reorganisasi, juga dilakukan pendampingan dan
pembinaan administrasi kelembagaan kelompok.
Kelompok juga pernah diikutsertakan dalam kegiatan
Pelatihan Manajerial Kelompok yang difasilitasi oleh CDK Wilayah IX (diwakili
oleh Bapak Rohmadi).
Untuk saat ini administrasi yang dikerjakan kelompok
masih kurang baik, sehingga melalui reorganisasi juga dilakukan penunjukan
Sekretaris kelompok yang masih muda dan memahami teknologi informasi untuk
meningkatkan kualitas administrasi kelembagaan.
Terkait kelola wilayah, sudah dilakukan pendataan
potensi pengembangan hutan rakyat, potensi bahan baku bambu dan potensi
pengrajin bambu di Desa Kanigoro.
Dalam hal kelola usaha, melalui fasilitasi CDK Wilayah
IX akan diberikan sarana dan prasarana pengolahan bambu menjadi kerajinan yang
diharapkan dapat menjadi alternatif penghasilan kelompok dan anggota.
Rencana ke depan, hasil olahan kerajinan bambu yang
dihasilkan oleh kelompok akan dibantu pemasarannya oleh Pemerintah Desa melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Selain hal tersebut di atas, KTH Ngudi Rejeki juga
pernah terlibat dalam kegiatan pembangunan kehutanan melalui pembuatan KBR,
penanaman turus jalan, penanaman lahan kritis dan kanan kiri sungai, serta
pemeliharaan mata air.
Ketua KTH Ngudi Rejeki merupakan salah satu kader yang
akan ditetapkan sebagai Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) melalui
penetapan Kepala Desa Kanigoro, mengingat peran sertanya dalam membantu
pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan, khususnya di Desa Kanigoro.
·
Selanjutnya
Ketua KTH Ngudi Rejeki (Rohmadi) memaparkan kondisi kelembagaan dan kegiatan
KTH Ngudi Rejeki yang telah berjalan sebagai berikut:
Melalui reorganisasi yang dilaksanakan pada bulan Juni
2021, KTH Ngudi Rejeki berusaha memberdayakan para pemuda Desa Kanigoro dengan
melibatkan mereka dalam kepengurusan dan kegiatan kelompok.
KTH Ngudi Rejeki telah berperan serta dalam kegiatan
pembangunan kehutanan, salah satunya adalah melalui pembuatan Kebun Bibit
Rakyat (KBR) pada tahun 2019 melalui fasilitasi BPDASHL Serayu Opak Progo.
Untuk tahun 2021 ini, KTH Ngudi Rejeki akan
meningkatkan kegiatan usaha pengolahan bambu melalui pendampingan dan
fasilitasi CDK Wilayah IX.
Dalam pengolahan kerajinan bambu, KTH Ngudi Rejeki
akan memanfaatkan limbah anyaman bambu yang sudah lama berjalan di Desa
Kanigoro.
Limbah anyaman bambu tersebut akan diolah menjadi
kerajinan yang siap dijual di pasaran untuk memberdayakan dan menigkatkan
kesejahteraan kelompok.
Melalui kegiatan monev ini KTH Ngudi Rejeki
mengharapkan adanya arahan dan bimbingan dalam peningkatan administrasi
kegiatan kelompok yang dirasakan masih kurang.
· Berdasarkan paparan Penyuluh Kehutanan Kec. Ngablak
dan Ketua KTH Ngudi Rejeki, selanjutnya dilakukan diskusi dan evaluasi oleh Tim
Monev Dinas LHK Provinsi Jawa Tengah dengan hasil sebagai berikut:
Tim Monev Dinas LHK Provinsi Jawa Tengah sangat
mengapresiasi upaya reorganisasi dengan melibatkan pemuda dalam kepengurusan
dan keanggotaan KTH Ngudi Rejeki.
Kondisi tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan
pada KTH Ngudi Rejeki dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui
pemanfaatan teknologi informasi.
Administrasi kelembagaan KTH Ngudi Rejeki dinilai
masih kurang baik, sehingga diminta untuk dilakukan penyusunan dan penataan
ulang, termasuk tertib dan konsisten dalam pengisian/pencatatannya.
Diharapkan beberapa blanko administrasi dapat disusun
memanfaatkan teknologi informasi sebagai terobosan kegiatan kelompok.
Terkait adanya kearifan lokal berupa penebangan bambu
secara lestari, diharapkan hal tersebut dapat dituangkan dalam Peraturan Desa
atau minimal Peraturan Kelompok, serta dijadikan kemasan dalam pemasaran dan
memperkenalkan hasil produksi kerajinan bambu serta meningkatkan nama Desa
Kanigoro.